Perjalanan 24 Jam yang Menginspirasi

Setelah diputuskan untuk berlibur ke Lahat, maka persiapan untuk perjalanan kesana dalam waktu 24 jam . Perjalanan yang ditempuh dengan Bis harus melintasi penyebrangan selat sunda. Hayo semangaat...!!!
Perjalanan yang melelahkan.. Tapi memberikan inspirasi.
Mulai dari pindah dan mengalah tempat duduk karena ibu-ibu gk kuat dengan AC. Kemudian mendengar suara berisik muntah dari deretan bangku depan yang membuatku muntah juga, hal yang paling menyebalkan. Tapi ada yang menarik ngobrol panjang lebar dengan bapak-bapak dan ibu-ibu yang ada di Bis membuat hati ini tersentuh.
  1. Bapak siapa y namanya...??? (lupa siapa namanya), Bapak itu mempunyai anak perempuan satu-satunya yang  sedang duduk di bangku SMA kelas XII. Bercerita tentang anaknya yang ingin melanjutkan kuliah, dan kekhawatiran beliau melepas anak semata wayangnya apabila diizinkan merantau untuk kuliah. Beliau takut akan pergaulan yang ada bila anaknya jauh dari orang tua. Beliau mengingatkanku akan bapakkku,  segimana khawatirnya dulu bapakku ketika aku ingin menjutkan kuliahku di bandung. Tiap hari menelponku ketika aku berada jauh dari pengawasan orang tua. Kasih sayang dan perhatian tiada habisnya kepada anak semata wayangnya. 
  2. Kita sebut saja Ibu A. Ibu ini baru dari kampung halamannya kota tasikmalaya, bukan untuk berlibur ataupun hanya sekedar berkunjung. Ibu A ini baru saja menghadiri pemakaman ayahnya.ibu ini tinggal bersama suaminya di Lahat sehingga jauh dari orang tua.  Ibu A ini bercerita tentang ayahnya yang sebelum meninggal selalu memanggil dan bertanya tentang ia kepada saudaranya. akhirnya ibu A pun pulang ke Tasikmalaya untuk melihat kondisi orang tuanya, tapi tuhan berkehendak lain, ketika diperjalanan menuju tasik sang Pencipta menjemput ayahnya. dan hanya bisa menghadiri pemakaman ayahnya tanpa belum bertemu dengan ayahnya. Ya. Allah.. sungguh kuasa mu untuk mengambil kembali apa yang telah menjadi milikmu. 
Jadi ingat lagi dengan Bapakku.. Semoga liburan semester nanti aku bisa bertemu dan kumpul bersama keluarga. menatap wajahnya. Dan semoga perjuangannya untuk menyekolahkan aku ke Bandung tak menjadi sia-sia. Maafkan anakmu pak, aku berjanji aku tak akan mengecewakkanmu...

Perjalanan 24 jam yang membuatku berpikir bahwa menjadi orang tua tak semudah yang di bayangkan. apalagi ketika anaknya jauh dari orang tua. Kasih sayang orang tua sampai ajal menjemputpun masih mengkhawatirkan anaknya. Subhanallah...

Love U Father... 
Bapakku, Bapak No.1 Di Seluruh Dunia 





Posting Komentar

0 Komentar